Selayang Pandang Museum Telekomunikasi
Museum Telekomunikasi diresmikan tgl. 20 April 1991 oleh Presiden RI Bapak Soeharto waktu itu. Museum Telekomunikasi ini didirikan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang :
·Perkembangan teknologi pertelekomunikasian Indonesia.
· Peranan telekomunikasi dalam menunjang perjuangan dan pembangunan bangsa.
· Keberhasilan pembangunan di bidang telekomunikasi dalam rangka pembangunan nasional dan peran sertanya mewujudkan Wawasan Nusantara.
Telekomunikasi terdiri dua kata yakni Tele dan Komunikasi. Tele berarti jauh dan Komunikasi artinya pertukaran informasi. Pertukaran ini dapat saling memberi dan atau menerima, sedangkan informasinya dapat berupa bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar dan bunyi/suara. Karena jaraknya jauh maka diperlukan media/alat untuk penyampaiannya yaitu melalui sistem kawat, optic, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.
Sejarah Telekomunikasi
Di Indonesia, yang dahulunya lebih dikenal dengan nama Nusantara memiliki banyak Kerajaan, salah satunya adalah Kerjaan Majapahit yang memiliki Mahapatih yang bernama Gajah Mada. Singkat cerita, Mahapatih Gajah Mada kemudian bersumpah tidak akan beristirahat dengan tenang sebelum mempersatukan nusantara. Sumpah ini menginspirasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk untuk berupaya mempersatukan nusantara dengan pembangun jaringan telekomunikasi sampai kepelosok daerah. Inspirasi ini kemudian menjadikan nama Sumpah Palapa diabadikan untuk salah satu nama Satelit kita yaitu Satelit Palapa.
Alat Telekomunikasi Masa atau yang lebih dikenal dengan Alat Telekomunikasi Tradisional antara lain :
1. Kentongan; Penyampaian berita ini dilakukan dengan memukul. Dengan nada pukulan tertentu memberitahukan kepada masyarakat bahwa ada pencurian, kebakaran, turun ke sawah dan sebagainya. Metoda ini masih dipertahankan sampai dengan sekarang walaupun menggunakan nada pukul masih digunakan sampai dengan sekarang untuk menjaga keamanan lingkungan.
2. Sangkakala; alat ini terbuat dari rumah siput besar. Biasanya terdapat di daerah pesisir pantai Indonesia bagian Timur. Alat ini digunakan oleh pimpinan suku untuk mengumpulkan rakyat guna keperluan tertentu.
3. Bendera Semaphore; pertama kali digunakan di Perancis untuk komunikasi antar 2 kapal di lautan.
4. Beduk; digunakan sebagai penyampai pesan waktu sholat atau waktu shalat Idul Fitri tiba.
5. Lonceng; digunakan sebagai penanda waktu Misa Minggu untuk umat Kristen.
6. Gong/Bende; biasanya tergantung kesepakatan komunikasi daerah setempat, untuk berkumpul, berperang atau untuk menandakan dibukanya suatu acara.
7. Tifa; alat ini biasanya ditabuh untuk uparaca-upacara adat tertentu.